Tuesday, September 30, 2008

Tenzing Norgay, Siapakah Dia?

Tenzing Norgay adalah nama orang, mungkin buat kebanyakan dari kita akan mengatakan nama yang aneh.....dari negara mana nama tersebut berasal?.... .Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar namanya...mungkin juga belum...bagaimana kalau saya sebutkan nama Sir Edmund Hillary...ya kalau yang ini sih saya sering dengar atau pernah baca biografinya atau pernah mendapatkan kisah hidupnya dalam sebuah artikel atau sewaktu mengikuti seminar.

Ya, Sir Edmund Hillary adalah orang pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi dunia Puncak Gunung Everest. Tetapi saat ini bukan Sir Edmund Hillary yang akan kita bahas, tetapi Tenzing Norgay.Tenzing Norgay seorang penduduk asli Nepal yang bertugas sebagai pemandu bagi para pendaki gunung yang berniat untuk mendaki gunung Everest.

Tenzing Norgay menjadi pemandu (orang nepal menyebutnya Sherpa) bagi Sir Edmund Hillary. Pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30, Tenzing Norgay bersama dengan Sir Edmund Hillary berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi Everest pada ketinggian 29,028 kaki diatas permukaan laut dan menjadi orang pertama didunia yang kemudian menjadi inspirasi dan penyemangat bagi ratusan pendaki berikutnya untuk mengikuti prestasi mereka.
Pada rentang waktu tahun 1920 sampai dengan tahun 1952, tujuh tim ekspedisi yang berusaha menaklukkan Everest mengalami kegagalan.Keberhasilan Sir Edmund Hillary pada saat itu sangat fenomenal mengingat baru berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi semacam inspirator untuk mengembalikan kepercayaan diri bagi seluruh bangsa di dunia.
Karena keberhasilannya, Sir Edmund Hillary mendapatkan gelar kebangsawanan dari Ratu Inggris yang baru saja dilantik saat itu Ratu Elizabeth II dan menjadi orang yang paling dikenal di seluruh dunia.Tetapi dibalik keberhasilan itu Tenzing Norgay memiliki peran yang sangat besar, mengapa Tenzing Norgay tidak menjadi terkenal dan mendapatkan semua yang didapatkan oleh Sir Edmund Hillary padahal ia adalah sang pemandu yang membantu dan mengantarkannya mencapai Puncuk Mount Everest? Seharusnya bisa saja ia lah orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Mount Everest bukan Sir Edmund Hillary.
Sesaat setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya :
Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?
Tenzing Norgay : Sangat senang sekali
Reporter : Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest ?

Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia....
Reporter : Mengapa Anda lakukan itu???
Tenzing Norgay : Karena itulah IMPIAN Edmund Hillary , bukan impian saya.....impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih IMPIAN nya.
Ya, itulah sekelumit kisah tentang seorang pemandu pendaki bernama Tenzing Norgay. Ia tidak menjadi serakah, ataupun iri dengan keberhasilan, nama besar dan semua penghargaan yang diperoleh Sir Edmund Hillary. Ia cukup bangga dapat membantu orang lain mencapai & mewujudkan IMPIAN nya.

Hikmah cerita :
Dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia kerja kita secara pribadi terbiasa atau terkondisikan untuk fokus kepada diri kita sendiri, siapa yang mendapat nama, apa yang kita dapatkan, bonus, penghargaan, insentif dan sebagainya. Sebagai renungan "Bisakah kita menjadi seperti Tenzing Norgay?" .....sebenarnya bukan Bisa atau Tidak...tapi MAU atau TIDAK...

Kacamata

Hal ini terjadi disuatu daerah yang banyak peternak domba Disuatu Negara di Eropa.

Pada suatu musim panas yang cukup panjang, kalo di Indonesia
Sih dibilang kemarau kali….
Semua peternak mengeluh karena padang rumput kering sehingga makanan untuk domba-domba mereka sangat kurang, akibatnya domba-dombanya pada kurus kering.
Namun ada satu peternak yang tidak terkena imbas dari musim panas itu… heran donk….
Rombongan peternak itu lalu mendatangi peternak yang dombanya tetap gemuk dan bagus, sambil bertanya apa rahasianya sehingga ternaknya tetap sehat dan bagus dimusim kemarau yang panjang ini.

Tau gak jawaban peternak yang dombanya tetap subur dan gemuk tadi …..
Katanya “Tidak ada yang jadi rahasia hingga domba saya tetap gemuk, mereka tetap makan rumput yang ada Cuma mungkin perbedaannya semua domba saya semua saya kasih kacamata hijau, jadi walaupun sebenarnya rumputnya coklat kepanasan tapi mereka menganggap rumputnya tetap hijau….hehehe.
Moralnya…
Semua orang punya masalah masing-masing, tinggal bagaimana kita melihat dengan kacamata masalah, problem atau kacamata yang lain. Terserah kita mau pakai kacamata apa……This is Your Choice Man.

Tujuh Keajaiban Dunia

Sekelompok pelajar belajar mengenai"Tujuh Keajaiban Dunia".
Pada akhir pelajaran, pelajar tersebut diminta untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan "Tujuh Keajaiban Dunia" saat ini. Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar
berisi :
1) Piramida Besar di Mesir
2) Taj Mahal
3) Grand Canyon
4) Panama Canal
5) Empire State Building
6) St. Peter's Basilica
7) Tembok China
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia
mempunyai kesulitan dengan daftarnya. Gadis pendiam itu menjawab, "Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya." Sang guru berkata, "Baik, katakan pada kami apa yang kamu
miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya." Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca, "Saya pikir Tujuh Keajaiban Dunia adalah :
1) Bisa menyentuh
2) Bisa mencicip
3) Bisa melihat
4) Bisa mendengar
Dia ragu lagi sebentar, dan kemudian……
5) Bisa merasakan
6) Bisa tertawa
7) Dan bisa mencintai
Ruang kelas tersebut sesaat sunyi seketika !!!! Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya "Keajaiban" sementara kita lihat lagi semua yang telah Allah lakukan untuk kita, menyebutnya sebagai "biasa-biasa saja"?

Surga dan Neraka

Seorang pemuda sedang mendalami kerohanian dan spiritualitasnya. Namun ia menemui satu topik yang membuatnya kewalahan. Topik yang dimaksud adalah mengenai Surga dan Neraka. Pemuda ini selalu menanyakan pertanyaan 'seperti apakah rasanya surga? seperti apakah rasanya neraka?'. Setiap guru rohani dan spiritual yang ditanyai pertanyaan ini selalu memberi jawaban dengan kata2 yang puitis, panjang-lebar, dan membingungkan. Karena itu pemuda ini tidak merasa puas, dan terus mencari2 ahli spiritual yang mampu menjawab pertanyaannya tsb.

Pencariannya membawanya kepada seorang tua yang bijaksana. Orang tua ini bukanlah Kyai, Pendeta, Biksu, dsb. Dia hanya orang biasa yang bersahaja dan disegani banyak orang.
Tanpa membuang waktu, pemuda ini bertanya pada orang tua ini, 'seperti apa rasanya surga? seperti apa rasanya neraka?'. Orang tua ini menyuruhnya menengok ke belakang. Pada saat pemuda ini menengok ke belakang, tiba2 si orang tua memukul belakang kepalanya dengan keras. Pemuda ini kontan berang karena perlakuan yang diterimanya tersebut. Darahnya langsung naik ke kepala. Dengan muka merah karena amarah, pemuda ini bertanya dengan keras, 'apa maksud bapak memukul saya? Saya kan tidak berbuat salah? Saya cuma bertanya dengan baik-baik. Kalau bapak tidak mau beritahu ya sudah, tidak perlu memukul saya dengan cara licik seperti itu....'
Orang tua itu berkata dengan tenang 'sekarang kau tahu rasanya neraka....'
Pemuda ini segera memutar otaknya. Rupanya ia sedang diberi pelajaran oleh orang tua tersebut. Jadi peristiwa tersebut adalah bagian dari pelajarannya. Ditambah lagi pelajaran yang diberikan orang tua tersebut 'mengena' baginya.
Amarahnya langsung surut, disambut dengan kegembiraan, karena pertanyaannya terjawab. Sekaligus ia merasa bersalah karena telah berkata-kata kasar pada orang tua tersebut. Maka ia segera menyalami orang tua tersebut dengan penuh hormat, sambil mengucapkan teriima kasih dan tak lupa meminta maaf.
Orang tua itu tersenyum dan berkata 'sekarang kau tahu rasanya surga.....'

Monday, September 29, 2008

Melepaskan Sakit Hati

"No one can make you jealous, angry, vengeful, or greedy – unless you let him. – Tak seorangpun membuat Anda cemburu, marah, mendendam, atau rakus – kecuali Anda mengijinkannya. " ~ Napoleon Hill

Dalam pergaulan sehari-hari wajar jika kita tidak selalu bersanding dengan kemesraan bersama teman-teman maupun keluarga, kerabat, kolega bisnis, dan lain sebagainya.
Ada kalanya terjadi benturan kecil atau besar. Tak jarang kita juga bertemu dengan orang-orang yang bersikap negatif, misalnya senang menghina, ikut campur urusan pribadi, memotong pembicaraan, merusak kebahagiaan, menghancurkan impian, senang menertawakan merendahkan, dan lain sebagainya. Benturan-benturan maupun sikap negatif tersebut dapat menimbulkan sakit hati yang luar biasa.

Tidak semua orang di antara kita berjiwa besar untuk melepaskan sakit hati tersebut. Meskipun demikian, usahakan untuk melepaskan sakit itu secepat mungkin sebelum meracuni jiwa kita. Pengalaman di sepanjang hidup saya memberikan pelajaran berharga bahwa memelihara sakit hati hanya menimbulkan kerugian dan kesulitan belaka.

Sebuah kisah berikut ini mungkin dapat memberikan gambaran yang lebih jelas betapa tidak enaknya menyimpan rasa sakit hati. Dikisahkan tentang seorang guru yang memberikan tugas cukup unik kepada para anak didiknya untuk mata pelajaran budi pekerti. Hari itu siswanya di kelas 3 SD diminta untuk memasukkan kentang ke dalam sebuah kantong plastik, sesuai dengan jumlah orang yang tidak disukai. Jika siswa membenci banyak orang, maka semakin banyak pula kentang yang ia masukkan ke dalam plastiknya.
Tugas selanjutnya adalah para siswa diwajibkan membawa kentang-kentang tersebut ke mana pun mereka pergi selama satu minggu. Hari pertama, kedua dan ketiga para siswa masih belum banyak mengeluh. Tetapi menginjak hari ke-4 sampai hari ke-6, hampir seluruh siswa itu mengeluh, karena merasa sangat tersiksa membawa beban yang cukup berat apalagi kentang-kentang itu mulai membusuk dan berbau. Setelah satu minggu barulah kentang-kentang itu dilepaskan, murid-murid itu pun merasa sangat lega.

Kisah tersebut mengisyaratkan alangkah ruginya menyimpan rasa sakit hati terus-menerus. Salah satunya mungkin sakit hati itu menyebabkan tubuh kita menjadi cepat letih dan sakit. Selanjutnya, menyimpan rasa sakit hati dapat menghambat upaya kita mencapai tujuan-tujuan yang lebih tinggi dan usaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Sebaliknya, bila kita berbesar hati melepaskan sakit hati itu maka kita akan lebih mudah memetik manfaat darinya. Meskipun usaha itu tidak mudah, tetapi selama Anda berkemauan maka tidak akan ada yang sulit. Semoga beberapa tip berikut ini memudahkan usaha Anda melepaskan diri dari rasa sakit hati.

Berbicara tentang upaya melepaskan diri dari sakit hati tentunya kita harus terlebih dahulu menjernihkan hati dan pikiran kita agar dapat memandang persoalan dengan jernih pula. Koreksilah diri sendiri, bersihkan hati dari kotoran temasuk iri, dengki, sirik, pelit, culas, dan lain sebagainya. Pastikan bukan diri Anda sebenarnya yang keliru atau terlalu sensitif, sehingga orang lain berbuat sesuatu yang wajar saja tetapi bagi Anda sudah menyakitkan hati.
Bila hati nurani sudah dapat memastikan tidak ada yang salah dalam diri Anda, maka cara yang dapat Anda tempuh untuk melepaskan sakit adalah tersenyum tulus dan selalu menampilkan wajah ceria untuk melepaskan sakit hati terhadap orang yang sudah menyakiti hati Anda. Karena tanpa mereka sadari sebenarnya sikap buruk mereka justru mengasah hati nurani Anda semakin tajam. Anda sudah merasakan betapa tidak enaknya dihina, dihasut, difitnah, dimanfaatkan, dan lain sebagainya, sehingga Anda tidak akan berani melakukan sikap buruk
yang sama. Secara tidak langsung mereka sudah menyebabkan kebaikan-kebaikan di dalam hati nurani Anda semakin indah terpancar dalam sikap maupun perbuatan Anda.

Berusahalah bersikap manis sebagai bentuk terima kasih kepada orang yang sudah menyebabkan Anda sakit hati. Bagaimanapun juga, mereka sudah menginspirasi Anda untuk mendidik diri sendiri maupun keturunan Anda untuk tidak melakukan sikap serupa. Sehingga, diri Anda maupun keturunan Anda nanti lebih terkontrol untuk tidak berbuat sesuatu yang dapat menyakiti orang lain.
Tanamkan dalam pikiran Anda bahwa orang-orang yang sudah menyakiti hati Anda itu memiliki andil yang sangat besar membesarkan tekad dan kemampuan Anda. Mereka sudah membuat Anda memiliki pribadi yang kuat dan sabar. Sehingga, Anda tidak mudah goyah menghadapi situasi sesulit apa pun dalam upaya mengejar cita-cita dan menjadi orang yang hebat.

Ini pengalaman pribadi ketika saya bekerja di sebuah perusahaan di Malaysia belasan tahun yang lalu. Seseorang sudah berbuat culas, sehingga karier dan investasi yang saya bangun dengan susah payah hancur lebur tak bersisa dalam sekejap mata. Terus terang waktu itu saya sangat terpukul dan sakit hati atas perbuatannya.
Cukup lama saya menyimpan rasa sakit hati pada atasan saya tersebut. Tetapi kemudian, saya berpikir alangkah bodohnya membiarkan kebencian merasuki pikiran saya. Susah payah saya merasakan sakitnya hati, sedangkan dia tidak ikut merasakan penderitaan saya.
Sejak saat itu saya bertekad untuk melupakan semua kenangan buruk dengan menumpahkan seluruh kekesalan pada selembar kertas lalu membakarnya. Saya bertekad bahwa kebencian saya harus lenyap seperti hancurnya kertas itu dimakan api. Memori akan perlakuan buruk itu saya jadikan semangat untuk memperbaiki keadaan, membangun usaha sampai akhirnya saya memiliki bisnis seperti sekarang ini.
Saya ingin menyimpulkan bahwa solusi paling tepat untuk melepaskan sakit hati sebenarnya hanyalah mengubah api kebencian itu menjadi api semangat untuk berbenah diri. Lepaskanlah sakit hati agar langkah Anda semakin ringan untuk mengejar impian yang lebih besar dan berarti dalam hidup Anda. Melepaskan sakit hati memungkinkan Anda menjadi manusia lebih baik dan hebat.

Sukses dan Arogansi

Seorang CEO dari perusahaan Fortune 100 mengatakan, "Success can lead to arrogance. When we are arrogant, we quit listening. When we quit listening, we stop changing. In today's rapidly moving world, if we quit changing, we will ultimately fail." (Sukses bisa membuat kita jadi arogan. Saat kita arogan, kita berhenti mendengarkan. Ketika kita berhenti mendengarkan, kita berhenti berubah. Dan di dunia yang terus berubah dengan begitu cepatnya seperti sekarang, kalau kita berhenti berubah, maka kita akan gagal).
Pembaca, itulah sisi negatif dari kesuksesan, yakni arogansi.
Arogansi muncul saat seseorang merasa diri paling hebat, paling luar biasa, dan paling baik dibandingkan dengan yang lainnya. Penyakit mental ini bisa menjangkiti apa dan siapa saja, mulai dari organisasi, produk, pemimpin, sampai orang biasa. Khusus pada tulisan ini, kita akan membicarakan soal manusianya.
Orang sukses lalu bersombong ria sebenarnya patut disayangkan.
Bayangkan saja, saat berjuang keras menggapai kesuksesan, mereka begitu terbuka untuk belajar. Mereka mau mendengarkan. Mereka mau berjerih payah, berani hidup susah, dan mengorbankan diri. Bahkan, mereka tampak sangat 'merakyat' hidupnya. Akan tetapi, itu dulu. Sayang sekali, saat kesuksesan datang, mereka lupa diri. Mungkin dia akan berkata, "Saya sudah berhasil mencapai yang terbaik. Sekarang, Andalah yang harus mendengarkan saya. Saya tidak perlu lagi mendengarkan Anda."
Hal itu diperparah lagi ketika mereka dikelilingi oleh para 'yes man' yang tidak berani angkat bicara soal kekurangan orang ini. Hal ini membuat orang itu semakin 'megalomania' , pongah, angkuh, dan egois. Ia terbelenggu oleh kesuksesannya sendiri. Ia tidak pernah belajar lagi.

Saya teringat dengan seorang klien saya. Sebagai seorang pebisnis, dia menceritakan susah payahnya membangun bisnisnya. Cerita yang mengharukan sekaligus heroik ketika dia harus tidur di kolong jembatan saat tiba di
Jakarta ketika remaja. Dengan susah payah dia merangkak dari bawah untuk bertahan hidup. Menikah tanpa uang sepeser pun. Hidup di rumah kontrakan kecil. Akan tetapi, dia tidak patah arang. Dia mengamati cara kerja orang sukses, mencontoh, dan memodifikasi sendiri produknya. Sekarang, dia pun berjaya. Tiga pabrik besar ada di genggamannya.

Namun, sayang sekali. Perusahan itu sedang diterpa badai masalah internal. Pemicunya tak lain adalah sikap pemimpin yang arogan. Dia otoriter dan antikritik. "Kalau saya bisa, kalian juga harus bisa," katanya pongah. Dia pun menolak ide-ide baru. Dia mengelola perusahaan dengan serampangan. Turn over karyawan pun tinggi.
Sisanya hanya kelompok para 'penjilat' yang tidak berani melawan. Dia menginginkan anak buahnya di-training. Padahal, dia sendiri yang perlu up date diri dengan training.
Arogansi bisa menghampiri siapa saja. Termasuk seorang pendidik, guru, dosen, yang tiap hari memberi sesuatu bagi orang lain. Saat menjalani kursus panjang di Inggris, saya pernah mendengar kisah tentang seorang trainer yang begitu arogan. Dia sempat membuat banyak orang berdecak kagum. Buku-buku best seller pun lahir di tangannya. Akan tetapi, arogansi membuatnya 'dibuang' dari komunitas di negaranya. Celakanya, sang trainer menyalahkan para rekannya. Dia pun dikelilingi oleh mereka yang selalu berkata 'ya' padanya.

Dari situ, kita belajar banyak untuk hati-hati. Kesuksesan jangan membuat kita arogan dan cenderung self centered serta tidak mau mendengarkan orang lain. Dunia begitu mengenal sosok Mao, Hitler, ataupun Stalin. Mereka berjuang dari basis bawah menuju pucuk kepemimpinan. Mereka pun berjuang untuk perubahan di masyarakatnya. Idealisme mereka sangat luar biasa. Orang pun dibuatnya kagum.
Namun, mereka lupa daratan ketika sukses. Mereka memonopoli kebenaran tunggal alias antikritik dan antipembaruan. Mereka memimpin dengan tangan besi. Korban pun bergelimpangan dari tangannya. Begitu juga dalam sejarah bisnis. IBM yang begitu besar dan terkenal pernah mengalami kemerosotan saat arogansi membekap sikap dan pikiran para pemimpin mereka.

Terjebak Retorika
Namun, itulah yang terjadi apabila orang berhenti belajar dan merasa diri sudah selesai. Tanpa dia sadari, lingkungannya terus belajar, berinovasi, dan berkembang. Sementara, dia mandek di posisinya. Akibatnya, kue kesuksesan yang dia peroleh lama-kelamaan menjadi basi. Tanpa sadar, kompetitor mereka bergerak jauh meninggalkan dirinya di belakang. Mereka terjebak dalam retorika, kalimat, jurus yang itu-itu saja alias usang. Arogansi telah menutup hati dan pikirannya untuk kreatif menemukan jurus dan tip-tip baru mempertahankan sekaligus mengembangkan kesuksesannya. Di sinilah, arogansi berujung pada malapetaka dan kehancuran.
Jadi, bagaimanakah tipnya agar kesuksesan kita tidak berubah menjadi arogansi? Saya menyebut tip ini dengan kata AWAS! Pertama, Aware (sadar) dengan sikap dan tingkah laku kita selalu. Meskipun sudah sukses, kita perlu memberi waktu untuk menyadari sikap dan perilaku kita di mata orang lain. Selalulah sadar apakah nada dan ucapan serta tindak tanduk kita sekarang semakin membuat banyak orang lain terluka? Apakah kita masih tetap menghargai orang lain? Apalagi orang-orang yang telah turut membawa Anda ke level sukses sekarang,
apakah Anda hargai? Jangan sampai, tatkala masih bersusah payah, kita begitu respek, tetapi setelah sukses justru mencampakkan mereka.
Kedua, Waspadai umpan balik yang hanya menghibur kita tetapi tidak membuat kita belajar lagi. Hati-hati dengan orang di sekeliling kita yang hanya mengatakan hal bagus, tetapi tidak berani memberikan masukan yang baik. Kadang, masukan negatif juga kita perlukan demi perkembangan, sesukses apa pun kita.
Ketiga, Awasi dan peka dengan perubahan yang terjadi. Dalam buku Who Moved My Cheese disimpulkan bahwa kita harus selalu mencium keju kita, apakah sudah basi ataukah mulai diambil orang lain. Kita pun harus terus mencium dan peka bagaimana orang lain mengembangkan dirinya serta bisa jadi ancaman bagi kita. Jangan pula merasa diri paling hebat dan lupa belajar.
Keempat, Sopan dan rendah hati untuk belajar dari orang lain.
Ada banyak artis yang ketika belum terkenal sikapnya ramah dan baik. Namun, setelah sukses, ia menjadi sangat sombong, angkuh, ketus, dan bersikap antisosial.

Nah pembaca, semoga tulisan ini menginspirasi Anda untuk meraih sukses sejati. Kesuksesan yang membuat Anda tidak arogan. Baiknya kita tutup tulisan ini dengan kalimat kuno yang seringkali sudah kita dengar. Saya hanya mengingatkan kita sekali lagi, "Di atas langit masih ada langit yang lain".

Sumber: Sukses & Arogansi oleh Anthony Dio Martin

Sunday, September 28, 2008

Tuhan Tidak Ada

Seorang konsumen datang ke tempat tukang cukur untuk memotong rambut dan merapikan brewoknya. Si tukang cukur mulai memotong rambut konsumenny a dan mulailah terlibat pembicaraan yang mulai menghangat. Mereka membicarakan banyak hal dan berbagai variasi topik pembicaraan, dan sesaat topik pembicaraan beralih tentangTuhan.
Si tukang cukur bilang,”Saya tidak percaya Tuhan itu ada”.
“Kenapa kamu berkata begitu ???” timpal si konsumen.
“Begini, coba Anda perhatikan di depan
sana, di jalanan… untuk menyadari bahwa Tuhan itu tidak ada.
Katakan kepadaku, jika Tuhan itu ada, Adakah yang sakit??, Adakah anak terlantar??
Jika Tuhan ada, tidak akan ada sakit ataupun kesusahan.
Saya tidak dapat membayangkan Tuhan Yang Maha Penyayang akan membiarkan ini semua terjadi.”
Si konsumen diam untuk berpikir sejenak, tapi tidak merespon karena dia tidak ingin memulai adu pendapat. Si tukang cukur menyelesaikan pekerjaannya dan si konsumen pergi meninggalkan tempat si tukang cukur.
Beberapa saat setelah dia meninggalkan ruangan itu dia melihat ada orang di jalan dengan rambut yang panjang, berombak kasar (mlungker-mlung ker- istilah jawa-nya), kotor dan brewok yang tidak dicukur. Orang itu terlihat kotor dan tidak terawat.
Si konsumen balik ke tempat tukang cukur dan berkata, “Kamu tahu, sebenarnya TIDAK ADA TUKANG CUKUR.”
Si tukang cukur tidak terima,” Kamu kok bisa bilang begitu ??”.
“Saya disini dan saya tukang cukur. Dan barusan saya mencukurmu!”
“Tidak!” elak si konsumen.
“Tukang cukur itu tidak ada, sebab jika ada, tidak akan ada orang dengan rambut panjang yang kotor dan brewokan seperti orang yang di luar
sana”, si konsumen menambahkan.
“Ah tidak, tapi tukang cukur tetap ada!”, sanggah si tukang cukur.
” Apa yang kamu lihat itu adalah salah mereka sendiri, kenapa mereka tidak datang ke saya”, jawab si tukang cukur membela diri.
“Cocok! ” kata si konsumen menyetujui.
”Itulah point utama-nya! Sama dengan Tuhan, TUHAN ITU JUGA
ADA !
Tapi apa yang terjadi… orang-orang TIDAK MAU DATANG kepada-NYA, dan TIDAK MAU MENCARI-NYA.
Oleh karena itu banyak yang sakit dan tertimpa kesusahan di dunia ini.”

Nikmatilah Kopinya, bukan Cangkirnya

Sekelompok alumni satu universitas yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stess di pekerjaan dan kehidupan mereka.
Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis - dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah - dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.
Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja. Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."
"Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."
"Sekarang perhatikan hal ini : Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita."
Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya. Jadi nikmatilah kopinya, jangan cangkirnya.
Sadarilah jika kehidupan anda itu lebih penting dibanding pekerjaan anda. Jika pekerjaan anda membatasi diri anda dan mengendalikan hidup anda, anda menjadi orang yang mudah diserang dan rapuh akibat perubahan keadaan. Pekerjaan akan datang dan pergi, namun itu seharusnya tidak merubah diri anda sebagai manusia. Pastikan anda membuat tabungan kesuksesan dalam kehidupan selain dari pekerjaan anda.

Pohon Yang Kehilangan Rohnya

Kali ini, saya ingin bercerita tentang salah satu kebiasaan yang ditemui pada penduduk yang tinggal di sekitar kepulauan Solomon, yang letaknya di Pasifik Selatan. Nah, penduduk primitif yang tinggal di sana punya sebuah kebiasaan yang menarik yakni meneriaki pohon. Untuk apa? Kebisaan ini ternyata mereka lakukan apabila terdapat pohon dengan akar-akar yang sangat kuat dan sulit untuk dipotong dengan kapak.
Inilah yang mereka lalukan, jadi tujuannya supaya pohon itu mati. Caranya adalah, beberapa penduduk yang lebih kuat dan berani akan memanjat hingga ke atas pohon itu.
Lalu, ketika sampai di atas pohon itu bersama dengan penduduk yang ada di bawah pohon, mereka akan berteriak sekuat-kuatnya kepada pohon itu. Mereka lakukan teriakan berjam-jam, selama kurang lebih empat puluh hari. Dan, apa yang terjadi sungguh menakjubkan. Pohon yang diteriaki itu perlahan-lahan daunnya akan mulai mengering. Setelah itu dahan-dahannya juga akan mulai rontok dan perlahan-lahan pohon itu akan mati dan mudah ditumbangkan.

Kalau kita perhatikan apa yang dilakukan oleh penduduk primitif ini sungguhlah aneh. Namun kita bisa belajar satu hal dari mereka. Mereka telah membuktikan bahwa teriakan-teriakan yang dilakukan terhadap mahkluk hidup tertentu seperti pohon akan menyebabkan mahkluk tersebut kehilangan rohnya.
Akibatnya, dalam waktu panjang, makhluk hidup itu akan mati. Nah, sekarang, apakah yang bisa kita pelajari dari kebiasaan penduduk primitif di kepulauan Solomon ini? O, sangat berharga sekali! Yang jelas, ingatlah baik-baik bahwa setiap kali Anda berteriak kepada mahkluk hidup tertentu maka berarti Anda sedang mematikan rohnya.

Pernahkah Anda berteriak pada anak Anda?
Ayo cepat!
Dasar lelet!
Bego banget sih! Begitu aja nggak bisa dikerjakan?
Jangan main-main di sini!
Berisik!
Atau, mungkin Anda pun berteriak balik kepada pasangan hidup Anda karena Anda merasa sakit hati?
Saya nyesal menikah dengan orang seperti kamu tahu nggak!
Bodoh banget jadi laki/ bini nggak bisa apa-apa!
Aduuuuh, perempuan kampungan banget sih!?
Atau, bisa seorang guru berteriak pada anak didiknya :
Stupid, soal mudah begitu aja nggak bisa! Kapan kamu mulai akan jadi pinter?
Atau seorang atasan berteriak pada bawahannya saat merasa kesal?
Eh tahu nggak? Karyawan kayak kamu tuh kalo resign aku kagak bakal nyesel!
Ada banyak yang bisa gantiin kamu!
Sial! Kerja gini nggak becus? Ngapain gue gaji elu?

Ingatlah! Setiap kali Anda berteriak pada seseorang karena merasa jengkel, marah, terhina, terluka, maka ingatlah dengan apa yang diajarkan oleh penduduk kepulauan Solomon ini. Mereka mengajari kita bahwa setiap kali kita mulai berteriak, kita mulai mematikan roh pada orang yang kita cintai. Kita juga mematikan roh yang mempertautkan hubungan kita. Teriakan-teriakan, yang kita keluarkan karena emosi-emosi kita perlahan-lahan, pada akhirnya akan membunuh roh yang telah melekatkan hubungan kita.
Jadi, ketika masih ada kesempatan untuk berbicara baik-baik, cobalah untuk mendiskusikan mengenai apa yang Anda harapkan. Coba kita perhatikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Teriakan, hanya kita berikan tatkala kita bicara dengan orang yang jauh jaraknya, bukan? Nah, tahukah Anda mengapa orang yang marah dan emosional, menggunakan teriakan-teriakan padahal jarak mereka hanya beberapa belas centimeter? Mudah menjelaskannya. Pada realitanya, meskipun secara fisik mereka dekat tapi sebenarnya hati mereka begitu jauh. Itulah sebabnya mereka harus saling berteriak!
Padahal dengan berteriak, tanpa sadar mereka pun mulai berusaha melukai serta mematikan roh orang yang dimarahi kerena perasaan-perasaan dendam, benci atau kemarahan yang dimiliki. Kita berteriak karena kita ingin melukai, kita ingin membalas.
Jadi mulai sekarang ingatlah selalu. Jika kita tetap ingin roh pada orang yang kita sayangi tetap tumbuh, berkembang dan tidak mati, janganlah menggunakan teriakan-teriakan. Tapi, sebaliknya apabila Anda ingin segera membunuh roh orang lain ataupun roh hubungan Anda, selalulah berteriak. Hanya ada 2 kemungkinan balasan yang Anda akan terima. Anda akan semakin dijauhi. Ataupun Anda akan mendapatkan teriakan balik, sebagai balasannya.

Saatnya sekarang, kita coba ciptakan kehidupan yang damai, tanpa harus berteriak-teriak untuk mencapai tujuan kita.
Mereka yang bekerja hanya dengan otak tanpa menggunakan Hati Nurani mereka, maka ia akan mendapat teman-teman kerja yang Mati Hatinya.

Sebuah Koin Penyok

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.
Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.
Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya. “Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.
“Sebaiknya koin ini Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.
Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu. Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di
sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.
Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.
Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.
Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja
kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”
Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.

Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Hal Terindah di Dunia tdk Terlihat...

Kenapa kita menutup mata, ketika kita tidur? ketika kita menangis? ketika kita membayangkan? ketika kita berciuman? Ini karena hal terindah di dunia TIDAK TERLIHAT...Kita semua agak aneh...dan hidup sendiri juga agak aneh...Dan ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya SEJALAN dengan kita..kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keanehan serupa yang dinamakan CINTA
Ada hal2 yang tidak ingin kita lepaskan.. Orang2 yang yidak ingin kita tinggalkan..Tapi ingatlah...melepaskan BUKAN akhir dari dunia.. melainkan awal suatu kehidupan baru.. Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis, mereka yang tersakiti, mereka yang telah mencari...dan mereka yang telah mencoba.. Karena MEREKALAH yang bisa menghargai betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka..
CINTA yang AGUNG? Adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya..Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia.. Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata 'Aku turut berbahagia untukmu' Apabila cinta tidak berhasil...BEBASKAN dirimu... Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI..
Ingatlah...bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya..tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu mati bersamanya... Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketika mereka jatuh. Entah bagaimana...dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri..dan menyadari..bahwa penyesalan tidak sehausnya ada..HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan2 kehidupan yang telah kau buat.
TEMAN SEJATI... mengerti ketika kamu berkata 'Aku lupa...' Menunggu selamanya ketika kamu berkata 'Tunggu sebentar' Tetap tinggal ketika kamu berkata 'Tinggalkan aku sendiri' Membuka pintu meski kamu BELUM mengetuk dan berkata 'Bolehkah saya masuk?' MENCINTAI... BUKANlah bagaimana kamu melupakan..melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN.. BUKANlah bagaimana kamu mendengarkan..melainkan bagaimana kamu MENGERTI.. BUKANlah apa yang kamu lihat..melainkan apa yang kamu RASAKAN.. BUKANlah bagaimana kamu melepaskan..melainkan bagaimana kamu BERTAHAN..
Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati...dibandingkan menangis tersedu2.. Air mata yang keluar dapat dihapus..sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang.. Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang.. Tapi ketika CINTA itu TULUS, meskipun kalah, kamu TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia…dapat mencintai seseorang..LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri…
Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencinta seseorang BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya. Apabila kamu benar2 mencintai seseorang, jangan lepaskan dia.. Jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar2 mencintai MELAINKAN... BERJUANGLAH demi cintamu Itulah CINTA SEJATI
Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan DARIPADA berjalan bersama orang 'yang tersedia' Lebih baik menunggu orang yang kamu cintai DARIPADA orang yang berada di sekelilingmu. Lebih baik menunggu orang yang tepat kerena hidup ini terlalu singkat untuk dibuang dengan hanya dengan 'seseorang'. Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang membawamu ke dalam pelukannya dan menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari…

> Ada sebuah kisah menarik. Seorang pria yang bersahabat dengan orang-orang jahat, difitnah oleh teman2-nya sehingga masuk penjara selama bertahun-tahun. Setelah keluar penjara, keluarganya menganjurkan supaya mencari mereka yang memfitnah dirinya dan mengajukan mereka semua ke pengadilan. Tetapi pria itu menolak bahkan memaafkannya. Ia mengatakan bahwa musibah itu terjadi karena kesalahannya sendiri memilih teman-teman yang tidak baik.
Kejadian tragis itu malah memberi peluang baginya untuk memilih jalan hidup baru yang lebih baik. Kemudian ia membuka lembaga pendidikan pribadi yang mengajarkan makna memaafkan….

Karena Kamu Tulang Rusukku...

Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, berpotong percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.
Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu tulang rusukku!
Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi merasakan sakit di hati."

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas. Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak :

"Kamu nggak cinta lagi sama aku!" Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak,
"Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang rusukku!" Tiba-tiba Dara menjadi terdiam,

Berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. "Kalau aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing."

Lima tahun berlalu. Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk kembali, Dara tak menunggunya. Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia merindukan Dara. Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.

Raka : Apa kabar?
Dara : Baik... ngg.., apakah kamu sudah menemukan rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke
New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
"Good bye...."

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang telah dengan bodohnya dia patahkan.

"Kita melampiaskan 99% Kemarahan justru kepada orang yang paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah Fatal"