Sebuah senja yang sempurna, sepotong donat, dan lagu
cinta yang lembut. Adakah yang lebih indah dari itu, bagi sepasang manusia yang
memadu kasih? Raka dan Dara duduk di punggung senja itu, beribu potong
percakapan lewat, beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian.
Ya, tentang Cinta.
Dara : Siapa yang paling kamu Cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu Tulang Rusukku !!!. Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil tulang rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari Tulang Rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, maka ia tidak lagi merasakan sakit di Dirinya, di Hatinya."
Dara : Siapa yang paling kamu Cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu Tulang Rusukku !!!. Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil tulang rusuk dari Adam dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari Tulang Rusuknya yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, maka ia tidak lagi merasakan sakit di Dirinya, di Hatinya."
Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah dan manis untuk beberapa
saat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai Tenggelam dalam Kesibukannya
masing-masing. Dan dalam kepenatan hidup yang kian mendera. Hidup mereka
menjadi membosankan. Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai menyisihkan
Impian dan Cinta satu sama lain. Mereka mulai Bertengkar. Pertengkaran itu
mulai menjadi semakin panas dan dahsyat setiap waktunya. Hingga pada suatu
hari, pada Akhir sebuah Pertengkaran, Dara lari keluar rumah. Saat tiba di
seberang jalan, dia berteriak :
"Kamu nggak cinta lagi sama aku
!!!". Raka sangat membenci ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik
berteriak : "Aku menyesal kita
menikah! Kamu ternyata bukan Tulang Rusukku !!!".
Tiba-tiba Dara menjadi terdiam......Berdiri terpaku untuk
beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap Raka, seakan tak percaya pada apa yang
telah dia dengar. Raka menyesal atas apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti
air yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil kembali.
Dengan berlinangan air mata, Dara kembali ke rumah dan mengambil barang-barangnya,
bertekad untuk berpisah. "Kalau aku
bukan Tulang Rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita berpisah dan mencari
Pasangan Sejati masing-masing."
Lima tahun berlalu. Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha mencari tahu akan
kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri, menikah dengan orang asing, tapi
setelah itu Bercerai, dan kini kembali ke kota semula. Dan Raka yang tahu semua
informasi tentang Dara, merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan
untuk kembali, Dara tak menunggunya. Dan di tengah malam yang sunyi, saat Raka
meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit di Dadanya....di Dirinya....di Hatinya.
Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia sangat merindukan Dara.
Hingga suatu
hari, mereka akhirnya kembali bertemu. Di airport, di tempat ketika banyak
terjadi Pertemuan dan Perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding
pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : Apa kabar?
Dara : Baik... ngg.., apakah kamu sudah menemukan Tulang Rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
"Good bye...."
Raka : Apa kabar?
Dara : Baik... ngg.., apakah kamu sudah menemukan Tulang Rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
"Good bye...."
Seminggu kemudian, Raka mendengar kabar bahwa Dara mengalami Kecelakaan dan Meninggal
karena hal tersebut. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya dan kembali
merasakan sakit yang sangat di Dadanya. Akhirnya dia sadar bahwa sakit itu adalah karena
Dara, Tulang Rusuknya sendiri, yang telah dengan Bodohnya dia Patahkan.
"Kita melampiaskan 99% Kemarahan justru kepada orang yang paling kita
Cintai dan MenCintai kita. Dan akibatnya seringkali adalah Fatal".
No comments:
Post a Comment